Kebiasaan merokok seorang suami, selain berakibat buruk bagi dirinya sendiri, juga berakibat buruk bagi sang istri. Karena membuat istri berisiko menderita stroke, demikian hasil dari penelitian terbaru yang dilakukan di Shanghai, Cina. Penelitian ini dilakukan pada wanita-wanita di Shanghai, dengan melihat status merokok suami dan stroke yang dialami istri yang bukan perokok. Di Shanghai tercatat sekitar dua pertiga pria adalah perokok dan hanya sedikit wanita yang menjadi perokok. Dari 60.377 wanita yang berusia antara 40-70 tahun, dilakukan wawancara untuk mengetahui status merokok suami dan riwayat stroke berdasarkan diagnosa dokter. Hasilnya menunjukkan, sekitar 54% (32.287 wanita) mempunyai suami seorang perokok sekarang ini. Dan sekitar 9% (5.108 wanita) mempunyai suami yang sebelumnya merupakan seorang perokok. Secara keseluruhan, terdapat 526 kasus stroke terjadi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa wanita yang tinggal bersama seorang perokok sekarang ini mempunyai risiko 47% lebih tinggi untuk menderita stroke dibanding dengan wanita yang tidak tinggal bersama seorang perokok. Sedang untuk wanita yang tinggal bersama suami yang sebelumnya merupakan seorang perokok, peningkatan risiko tidak terlihat secara bermakna. Peningkatan risiko stroke juga meningkat berdasarkan meningkatnya batang rokok yang dihisap suami setiap harinya. Juga tergantung dari berapa lama seorang suami menjadi perokok.