Tahukah Anda Hubungan Berat Badan dengan Jantung? Angka kejadian kegemukan / obesitas di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Obesitas tidak hanya mengakibatkan peningkatan jumlah tumpukan lemak, yang terlihat nyata pada perut membuncit, lemak di lengan,paha dan lain-lain. Akan tetapi juga berhubungan dengan penumpukan lemak yang signifikan di dalam dan sekitar jaringan organ yang tidak semestinya, seperti jantung dan pembuluh darah. Penimbunan lemak di daerah jantung dan pembuluh darah inilah yang menyebabkan meningkatnya risiko padagangguan jantung, baik penyakit jantung koroner(PJK) maupun gagal jantung pada seseorang yang mengalami obesitas.
Selain itu, obesitas juga banyak dihubungkan dengan gangguan metabolisme lemak sehingga berbagai kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan adanya obesitas seringkali meningkatkan risiko PJK. OBESITAS DAN PENINGKATAN RISIKO GANGGUAN FUNGSI JANTUNG. Obesitas dapat meningkat kangangguan fungsi jantung melalui beberapa mekanisme:
1. Obesitas dan Peningkatan Beban Kerja Jantung: Obesitas dikaitkan dengan peningkatan beban kerja jantung yang diakibatkan oleh peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen dalam tubuh.
2. Obesitas dan Penimbunan Lemak di Jantung: Obesitas dapat mengakibatkan akumulasi lemak seperti trigliserida dalam sel-sel jantung. Diduga penumpukan trigliserida dalam jumlah besardapat memicu kerusakan sel-sel jantung serta mengganggu fungsi pemompaan darah oleh jantung
3. Obesitas dan Penimbunan Lemak di Sekitar Pembuluh Darah: Penimbunan lemak disekitar pembuluh darah jantung mengakibatkan kekakuan pembuluh darah dan memicu terbentuknya protein-protein yang bersifat 'jahat' sehingga menimbulkan peradangan pembuluh darah jantung, dan pada akhirnya akan mengakibat kanatesoklerosis serta Penyakit Jantung Koroner.
4. Obesitas dan Faktor Risiko Gagal Jantung: Obesitas dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan lemak dan kencing manis, peningkatan radikal bebas dan peradagangan pembuluh darah jantung, dimana semua faktor ini meningkatkan risiko gagal jantung.
5. Obesitas dan Gangguan Metabolisme Lemak: Obesitas pada umumnya mengakibatkan gangguan metabolisme lemak atau dislipidemia, ditandai dengan meningkatnya trigliserida, LDL Kolesterol, small dense LDL (partikel LDL yang lebih kecildan padat) serta menurunnya HDL Kolesterol. Kondisi dislipidemia ini menjadi faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Oleh karena itu, obesitas dengan berbagai konsekuensi dan akibatnya patut diwaspadai dan diatasi. Upaya penurunan berat badan hingga mencapai berat badanoptimal merupakan salah satu langkah penting untuk mengatasi obesitas. (Sumber:Prodia.Co.Id)Saya mempunyai Kesaksian yaitu Ayah saya sendiri, beliau pernah operasi Bypass jantung di Singapore padatahun 1997.
6 tahun kemudian yaitu tahun 2003, ada 3 pembuluh darahnya perlu diberi Ring/cincin karena ada penyumbatan. Bulan Oktober2008, beliau mulai mengganti sarapan paginya dengan Nutrisi Herbalife lengkap ditambah produk Herbalife untuk jantung (Rekomendasi Dokter Peraih Nobel Kesehatan1998) dan yang Luar biasa, Tanggal 16 Februari 2009, beliau di kateterisasi di RSM....... di Jakarta oleh Prof H..... hasilnya EXCELLENT! Tidak ada penyumbatan sama sekali bahkan Plak/Kotoran pun tidak ada. Pembuluh darahnya seperti Anak Muda, padahal sudah 12 tahun setelah operasi Bypass!
Bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk penyakit jantung? Jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk sarapan pagi dengan Nutrisi Herbalife yang mulai Rp 10.000 /hari. So, sayangi jantung Anda dan keluarga Anda dengan mencegah obesitas. Perbaiki sarapan Anda Sekarang! Lebih Baik Investasi untuk Sehat dari pada Harta habis untuk Berobat.